Definisi umum
Penduduk, dalam pengertian luas diartikan sebagai
kelompok organisme sejenis yang berkembang biak dalam suatu daerah tetentu.
Masyarakat adalah suatu kesatuan kehidupan sosial
manusia yang menempati wilayah tertentu, yang keteraturannya dalam kehidupan
sosial diatur oleh pranata sosial.
Kebudayaan
merupakan hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai semua hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat.
Berdasarkan definisi penduduk, masyarakat dan kebudayaan diatas dapat ditarik garis hubung diantar ketiganya. Penduduk yang menempati suatu daerah dalam waktu tertentu akan membentuk kelompok masyarakat, ini bererti masyarakat terbentuk karena adanya penduduk. Demikian pula dengan kebudayaan dan masyarakat yang merupakan dwi tunggal, hubungan keduanya adalah kebudayaan merupakan hasil dari masyarakat.
Berdasarkan definisi penduduk, masyarakat dan kebudayaan diatas dapat ditarik garis hubung diantar ketiganya. Penduduk yang menempati suatu daerah dalam waktu tertentu akan membentuk kelompok masyarakat, ini bererti masyarakat terbentuk karena adanya penduduk. Demikian pula dengan kebudayaan dan masyarakat yang merupakan dwi tunggal, hubungan keduanya adalah kebudayaan merupakan hasil dari masyarakat.
Penduduk
dengan Permasalahannya
Orang yang pertama mengemukakan
teori mengenai penduduk ialah Thomas Robert Malthus. Dalam edisi pertamanya
“Essay Population “ tahun 1798. Malthus memaparkan bahwa terdapat dua persoalan pokok, yaitu bahwa
bahan makanan adalah penting utnuk kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak
dapat ditahan. Bertitik tolak dari hal itu teori Malthus yang sangat terkenal
yaitu bahwa berlipat gandanya penduduk itu menurut deret ukur, sedangkan
berlipat gandanya bahan makanan menurut deret hitung, sehingga pada suatu saat
akan timbul persoalan-persoalan yang berhubungan dengan penduduk.
Teori alam tentang pertumbuhan penduduk mengatakan
bahwa tingkat kelahiran manusia lebih tinggi daripada tingkat kematiannya. Ini
disebabkan manusia sebagai makhluk hidup akan berusaha untuk mempunyai
keturunan dan memperjuangkan hidupnya agar tetap hidup dan memiliki kehidupan.
Berdasarkan teori- teori tersebut, pada realitasnya
timbulah banyak persoalan yang menyangkut dengan perkembangan sosial.
Pertumbuhan penduduk yang
melonjak begitu tajam dengan tidak diseimbangi dengan kesejahteraan sosial
terjadi di negeri tercinta kita, Indonesia.
Di tengah gembar- gembor sang wakil berdasi tentang
perbaikan taraf hidup, masih terdapat puluhan juta orang mengais makanan demi
mempertahankan hidup.
Saat pendidikan 12 tahun di canangkan, masih terdapat
hampir seperempat persen saudara kita buta akan huruf. Pendidikan yang layak
belum dapat dinikmati oleh sebagian penduduk Indonesia, yang pada hakekatnya
memiliki hak memperoleh pendidikan yang sama sebagai warga negara.
Jutaan pengangguran yang terlantar di tengah- tengah
era pembangunan ini memperparah dinamika kehidupan ini. Lahan kerja yang sangat
sempit tidak diseimbangi dengan jumlah punduduk yang semakin membeludak di
negeri ini.
Pemerintahan yang memiliki tugas utama dalam mengatur
negeri ini terkesan lamban dalam melakukan tindakan. Pemerintah hanya terus
mengeluarkan rencana- rencana tertulis, tanpa melakukan aksi dan perubahan yang
berarti. Pemerintah lebih disibukan dengan perbaikan tubuh golongan tertentu
ketimbang tubuh negara ini. Namun, bagaimanapun juga pemerintah telah
mengupayakan yang terbaik untuk negeri ini, walaupun itu semua membutuhkan
proses dan kesadaran oknum wakil berdasi bahwa prioritas utamanya adalah negeri
ini. kita sebagai masyarakat harus mendukung dan membantu semua kebijakan
pemerintahan.
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan
Pola kehidupan masyarakat Indonesia yang konsumtif
dapat pula memicu permasalahan sosial. Secara
kategorikal ada 2 kekuatan yang memicu perubahan sosial, Petama, adalah
kekuatan dari dalam masyarakat sendiri
(internal factor), seperti pergantian generasi dan
berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture
contact) secara langsung maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan
lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan
kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka . kekuatan
luar dari masyarakat banyak dipengaruhi kebudayaan asing yang masuk.
Secara pribadi saya prihatin terhadap kondisi Indonesia saat
ini. Ditengah-tengah kemiskinan, pengangguran membeludak, dan pendidikan tidak
merata, kondisi Indonesia diperparah dengan adanya kebudayaan asing yang masuk
ke Indonesia. Kebudayaan yang tidak disaring dengan baik mempengaruhi ideologi
bangsa kita. Saya ambil satu contoh adalah budaya fashion. Fashion berkembang
dengan cepat layaknya bakteri di udara. Setiap orang memiliki selera fashion
tersendiri. Hal ini berkiblat dari negara- negara maju seperti Prancis,
Amerika, Inggris, dan sebagainya. Ditengah perkembangan trend fashion dunia,
berkembanglah trend fashion Indonesia.
Sangat miris sekali ketika banyak kaum
wanita di Indonesia memakai baju yang minim dan menonjolkan lekuk tubuhnya.
Sebagai wanita yang hidup di negeri ketimuran, apakah layak mengikuti
perkembangan fashion ini? Seharusnya kita dapat menyaring dengan baik budaya
asing yang masuk ke Indonesia. Disamping menurunkan moral bangsa itu sendiri,
hal ini juga menjadi permasalahan sosial yang serius di tengah pertumbuhan
punduduk yang kian meningkat. Rendahnya moral bangsa, justru dapat menjadi
momok besar penghancur bangsa ini.
Kita sebagai generasi muda mari membantu program pemerintah
untuk memperbaiki kesejahteraan bangsa ini jangan sibukan diri kita dengan
trend luar negeri yang nantinya justru menurunkan moral bangsa. Pintar-
pintarlah menyeleksi mana yang baik dan buruk untuk negeri ini. Bangsa yang
baik adalah berasal dari kita, mulailah perubahan!
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar