RSS

Sabtu, 26 April 2014

Manusia dan Penderitaan

            A.      Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa  yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.
            Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.

                  B.      Siksaan
Siksa berasal dari bahasa inggris "torture" yang artinya digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan sesuatu. Segala tindakan yang menimbulkan penderitaan, baik secara fisik maupun mental, yang dilakukan terhadap seseorang dengan tujuan balas dendam, hukuman, intimidasi dan sadisme dapat dikatakan sebagai penyiksaan. 
Siksaan digunakan sebagai cara untuk pemaksaan sesuatu, kepentingan pribadi dan kepentingan hukum. Penyiksaan hampir secara universal telah di anggap sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia. Manusia mempunyai hak asasi dalam melindungi dirinya dari siksaan. 

v                     C.      Kekalutan Mental
                Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.

·         Gejala Seseorang yang Mengalami Kekalutan Mental
Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah

·         Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan
Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bais jasmana maupun rokhani
Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalam gangguan

·         Sebab-sebab timbulnya Kekalutan Mental
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
Terjadinya konflik sosial budaya
Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial

·         Proses-proses Kekalutan Mental
            Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative. Posotf; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan  mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk fustasi antara lain :
    Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi Hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
 Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan.
 Fiksasi adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
 Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain.
Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
Narsisme adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
 Autisme ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.

                  D.      Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan baik ringan maupun berat. Manusia harus berusaha untuk mengurangi penderitaan semaksimal mungkin atau bahkan menghilangkannya sama sekali.
Manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga untuk menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis yang menganggap hidupnya adalah bagian dari rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup dengan cara berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam sekitar, masyarakat sekitar, dengan waspada disertai doa kepada Tuhan agar terhindar dari bahaya dan  malapetaka. Manusia hanya bisa merencanakan segalanya Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia dapat menyebabkan penderitaan bagi manusia itu sendiri.

                  E.       Penderitaan , Media Massa dan Seniman
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu sangat besar. Hal ini dibuktikan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia.
Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusai adalah kecelakaan, bencana alam dan lain-lain. Contohnya tenggelamnya kapal laut, meletusnya gunue berapi, tsunami dan sebagainya bisa membuat manusia menderita karena bencana tersebut.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar kaca dan berbagai media lainnya. Berita-berita tersebut ditayangkan dimaksudkan agar semua orang yang menyaksikan tau melihat ikut merasakan penderitaan sesamanya. Dengan demikian diharapkan dapat menggugah hati manusia untuk bebuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan dari musinbah tersebut. Bantuan bisa datang secara perseorangan atau kelompok atau bisa juga dari sebuah oraganusasi tertentu.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan kepada masyarkan luas. Dengan demikian masyarakat dapat dengan segera meliai untuk menentukan sikap antara manusia terutama yang bersimpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya, sehingga para pembaca, penonton dapat menkhayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.

               F.       Penderitaan dan Sebab- Sebabnya
Sebab-sebab timbulnya penderitaan antara lain :
a.      Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia yang mengakibatkan manusia lain menderita antara lain :
1.       TKW Indonesia yang dianiaya di Malaysia disiksa, disetrika, diperkosa bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Perbuatan buruk majikan yang menyebabkan penderitaan bagi pembantunya sampai kehilangan nyawanya.
2.       Perbuatan buruk orang tua kepada anak kandung nya yang menganiaya sampai mengakibatkan kematian. Orang tua yang seharusnya melindungi dan menjadi contoh bagi anak nya malah memberikan penderitaan kepada anak kandung nya sendiri.
3.       Tawuran pelajar antara SMA 6 dan SMA 70 yang mengakibatkan dua orang luka dan satu orang meninggal dunia. Tawuran pelajar yang menyisakan penderitaan bagi keluarga maupun dirinya sendiri.
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungan juga menyebabkan penderitaan bagi manusia. Tetapi manusia tidak menyadari hal tersebut. Manusia baru menyadari setelah bencana itu terjadi seperti :
1.       Musibah banjir dan tanah longsor di Kota Ambon. Bencana ini memakan korban sebanyak 5 orang meninggal akibat banjir dan 3 orang akibat tanah longsor, belum terhitung lagi jumlah orang yang hilang dan kerusakan harta benda yang diderita akibat bencana alam ini. Bencana alam ini bermula karena penebangan hutan secara liar sehingga tanah tidak mampu menampung debit air hujan dan berakibat banjir disertai tanah longsor. Pemerintah dan segenap jajaran kesehatan dan tim SAR telah mengevakuasi korban, memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit dan klinik. Mereka bekerjasama untuk membantu korban keluar dari penderitaan ini.
2.        Bencana Lumpur Lapindo yang disebabkan karena kelalaian manusia dalam pengeboran sumur di Sidoarjo Jawa Timur yang mengakibatkan menyemburnya lumpur panas dari bawah tanah. Semburan lumpur panas tersebut menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Inilah penderitaan manusia akibat kelalaian pekerja dan pimpinan perusahaan. Mereka harus bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan warga sekitar.
b.      Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan juga dapat terjadi karena penyakit, siksaan / azab Tuhan. Kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini antara lain :
Seorang anak laki-laki yang lahir tanpa tangan dan kaki. ia berjuang mental dan emosional serta fisik nya. Awalnya dia seakan tidak mempunyai harapan untuk hidup seakan hidup ini tidak ada artinya lagi. Tetapi dia menyadari bahwa ada tangan Tuhan yang akan selalu membantunya. Tuhan pasti akan menunjukan kebesaran dan kuasanya bagi orang-orang yang tidak pernah mengenal putus asa. Dengan kekuatannya itu dia mampu menyelesaikan study nya di Griffith University dan sekarang dia menjadi seorang motivator Internasional. Dia adalah Nicholas James Vujicic atau yang biasa sering dipanggil Nick Vujicic.
Nabi ayub mengalami cobaan Tuhan yaitu dia menderita penyakit kulit selama bertahun-tahun. Nabi ayub kehilangan masa kejayaannya, keluarganya, teman dan kaum kerabatnya. Dengan penuh kesabaran dan keihklasan Nabi ayub menjalankan cobaan dari Tuhan. Berkat kesabaran dan keihlasannya beliau sembuh total dari penyakitnya dan Allah memberikan kemulian yang berlipat-lipat sehingga Nabi Ayub tidak lagi miskin.
Tenggelamnya fir’aun dilaut merah adalah azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong. Ketika fir’aun mengngejar Nabi Musa dan pengikut-pengikutnya menyebrangi laut merah. Dengan tongkat Nabi Musa laut itu terbelah, Nabi Musa dan para pengikutnya segera menyebrangi laut tersebut. Ketika fir’aun dan tentaranya tepat berada ditengah laut merah itu seketika itu juga laut merah tertutup lagi dan fir’aun beserta bala tentaranya tenggelam didalamnya.

            G.     Pengaruh Penderitaan
Setiap penderitaan yang dialami oleh seseorang membawa pengaruh baik positif maupun negatif.
Sikap positif yaitu sikap optimis dalam menghadapi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu hanya bagian dari kehidupan.
Sedangkan sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.




0 komentar:

Posting Komentar